A. Makna
dari Pengembangan Kreativitas
Suatu adaptasi kreatif merupakan
satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat
mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi
problema-problema yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pengembangan
kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses
kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk,
merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Makna dari pengenmbangan
kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan
berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas hidup.
B. Teori
Empat P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas
1.
Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif
Terdapat dua teori, teori psikoanalisis dan teori
humanisitik.
a.
Teori Psikoanalisis
·
Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan bahwa proses
kreatif berasal dari mekanisme pertahanan,
yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide
yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme
pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan
energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.
·
Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya
yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak
memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu
memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang dewasa yang kreatif
mampu mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam
kehidupan. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara
yang segar dan inovatif untuk “regress in
the service of the ego”.
·
Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadara
memainkan peran yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Secara tidak
sadar kita akan mengingat pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari
nenek moyang kita. Dari ketidaksadaran
kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses
inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
b.
Teori Humanisitk
·
Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama
dari teori humanisitik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata
sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan dari “piramid” Maslow harus dipenuhi
sesuai urutan. Nah, untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia didorong untuk berpikir
secara kreatif agar dapat mencapai apa yang disebut oleh Maslow “peak experience”.
·
Teori Rogers
Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari
pribadi yang kreatif adalah :
-
Keterbukaan terhadap pengalaman,
-
Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan
patokan pribadi seseorang, dan
-
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain”
dengan konsep-konsep.
Dari teori-teori diatas, dapat dilihat bahwa teori psikoanalisis
menekankan peran alam pikiran tidak sadar dalam timbulnya kreativitas. Sedangkan
teori humanisitik lebih melihat kreativitas sebagai sesuatu ayng dilakukan
secara sadar dan intensional.
c.
Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif
Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif
biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk
orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Tingkat energi,
spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang
kreatif; demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru
dan mengasyikkan.
2.
Teori-Teori tentang “Press”
a.
Motivasi untuk Kreativitas
Setiap orang cenderung untuk mewujudkan dirinya. Dorongan
ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya
sepenuhnya. Dorongan ini bersifat internal.
b.
Kondisi Eksternal
yang Mendorong Perilaku Kreatif
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi,
penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya
kreativitas yang konstruktif. Yang mana, apabila proses-proses keamanan
psikologis terpenuhi, akan muncul “real
self” untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan
lingkungan. Serta apabila kebebasan psikologis juga terpenuhi, anak menjadi
lebih ekspresif dalam berpikir dan megekspresikan perasaannya.
3.
Teori tentang Proses Kreatif
o
Teori Wallas
Teori tentang proses kreatif bertumpu pada teori
Wallas tentang tahap-tahap proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi, serta mengenai teori tentang belahan otak kiri dan
kanan. Dam menurut beberapa penelitian menunujukkan bahwa terutama belahan otak
kanan sangat berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif.
4.
Teori tentang Produk Kreatif
Teori ini memaparkan model Basemer dan
Treffinger (1981) bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori,
yaitu berdasarkan kriteria kebaruan, pemecahan, dan kerincian serta sintesis. Namun,
semua produk tidak perlu memenuhi semua kriteria. Nah penelitian mengenai produk kreatif di
Indonesia sendiri telah dilakukan pada tahun 1977 yang menghasilkan suatu
sistem penilaian kreativitas siswa dalam mengarang. Kriteria penilaiannya
berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu : kelancaran, kelenturan,
orisinalitas dan kerincian (elaborasi).
C. Strategi
4P dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativitas :
Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk (4P)
1.
Pribadi
Ungkapan kreatif ialah yang
mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan prbadi yang
unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang
inovatif.
2.
Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri
(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3.
Proses
Dalam hal ini yang penting adalah
memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif,
tentu saja dengan syarat tidak merugikan orang lain maupun lingkungannya.
Pendidik juga hendaknya membantu anak agar melibatkan dirinya dalam kegiatan
kreatif, dengan cara menyediakan sarana prasarana yang diperlukan.
4.
Produk
Dengan dimilikinya bakat dan
ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal)
untuk bersibuk diri secara kreatif , maka produk-produk kreatif yang bermakna
dengan sendirinya akan timbul.