Selasa, 24 September 2013

Inspiration!

The most creative person in the world is.......................... MY MOM!

Okay, here we go!

Mama saya memiliki keunikan atau bakat dalam membuat sesuatu barang yang sebelumnya tidak terpakai menjadi berguna dan itu adalah hasil dari kerjaan tangan mama saya sendiri. Mama saya dari kecil diajarkan untuk dapat memanfaatkan barang apa saja yang ada. Karena keadaan mama saya dulu yang berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan, maka mama saya pun dituntut untuk lebih kreatif. Mama saya dapat membuat baju sendiri dari kain yang tidak terpakai dirumahnya dan tidak perlu membuang-buang uang untuk membeli baju. Yang itu berarti, mama saya pandai dalam hal menjahit. Mama saya juga memiliki perlengkapan menjahit yang lengkap dirumahnya dan itu membuat mama saya lebih mudah dalam proses pembuatan baju tersebut. Nah, karena perlengkapan yang lengkap dan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan, mama saya sudah menghasilkan beberapa gaun yag dapat dipakainya untuk berpergian. Sayangnya, gaun-gaun tersebut dibuat mama saya ketika masih muda, jadi saya tidak dapat nge-share fotonya :( 

Selain pakaian, mama saya juga dapat membuat sarung bantal sofa sendiri. Yang menurut saya hasilnya sangat bagus. Apalagi mama saya pandai menjahit karena keahlian sendiri dan tidak mendapatkan ilmu dari les-les menjahit sepeti orang lain pada umumnya. 

That's a little thing about my mom. And she will always be my inspiration! I LOVE MY MOMMY!


Selasa, 17 September 2013

The Fraction of Paradise





Gambar diatas (maaf apabila kurang jelas) adalah hasil kreativitas saya minggu lalu yang mana saya melalui proses 4P. Yang pertama, itu merupakan orisinalitas dari diri saya sendiri (Pribadi). Kedua, karena waktu yang diberikan sangat singkat, itu menjadi motivasi untuk berpikir lebih kreatif lagi dengan bahan-bahan yang telah diberikan (Press). Ketiga, adanya kebebasan yang diberikan untuk keluar ruangan ketika sedang menyibukkan diri dalam pembuatan  (Proses). Dan keempat, dimana saya telah menghasilkan suatu gambar dari bahan-bahan yang diberikan (Produk).
Sebenarnya saya tidak begitu yakin dengan apa yang saya buat. Karena pada saat itu saya tidak punya ide lain selain membuat ini hahaha. Saya “bermain-main” dengan imajinasi saya.
Saya menamai gambar ini “ The Fraction of Paradise”. Gambar ini ada ceritanya loh! Dan ajaibnya, dalam waktu yang singkat saya dapat memikirkan cerita ini dan apa yang saya buat.
Gambar itu berisi sebuah candi yang “menurut imajinasi” saya, belum pernah ditemukan orang lain, dan saya orang pertama yang melihat candi tersebut. Nah, di sekeliling candi tersebut terdapat ilalang-ilalang dan bunga-bunga raksasa yang sangat bagus dan banyak terdapat lebah-lebah raksasa juga. Dan entah bagaimana, ditempat tersebut terdapat banyak balon yang berterbangan. Hahaha just my imagination and that’s why i called it Paradise. This place is impossible to find.hehe.

PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS



     A.      Makna dari Pengembangan Kreativitas

Suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Makna dari pengenmbangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas hidup.

     B.      Teori Empat P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas

1.       Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif

Terdapat dua teori, teori psikoanalisis dan teori humanisitik.
a.       Teori Psikoanalisis
·         Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan bahwa proses kreatif berasal dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.

·         Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang dewasa yang kreatif mampu mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego”.

·         Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadara memainkan peran yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Secara tidak sadar kita akan mengingat pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

b.      Teori Humanisitk
·         Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama dari teori humanisitik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan dari “piramid” Maslow harus dipenuhi sesuai urutan. Nah, untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia didorong untuk berpikir secara kreatif agar dapat mencapai apa yang disebut oleh Maslow “peak experience”.

·         Teori Rogers
Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah :
-          Keterbukaan terhadap pengalaman,
-          Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, dan
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Dari teori-teori diatas, dapat dilihat bahwa teori psikoanalisis menekankan peran alam pikiran tidak sadar dalam timbulnya kreativitas. Sedangkan teori humanisitik lebih melihat kreativitas sebagai sesuatu ayng dilakukan secara sadar dan intensional.

c.       Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif

Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif; demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan.

2.       Teori-Teori tentang “Press

a.       Motivasi untuk Kreativitas

Setiap orang cenderung untuk mewujudkan dirinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ini bersifat internal.

b.      Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. Yang mana, apabila proses-proses keamanan psikologis terpenuhi, akan muncul “real self” untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungan. Serta apabila kebebasan psikologis juga terpenuhi, anak menjadi lebih ekspresif dalam berpikir dan megekspresikan perasaannya.

3.       Teori tentang Proses Kreatif

o   Teori Wallas
Teori tentang proses kreatif bertumpu pada teori Wallas tentang tahap-tahap proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi, serta mengenai teori tentang belahan otak kiri dan kanan. Dam menurut beberapa penelitian menunujukkan bahwa terutama belahan otak kanan sangat berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif.

4.       Teori tentang Produk Kreatif

        Teori ini memaparkan model Basemer dan Treffinger (1981) bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu berdasarkan kriteria kebaruan, pemecahan, dan kerincian serta sintesis. Namun, semua produk tidak perlu memenuhi semua kriteria.  Nah penelitian mengenai produk kreatif di Indonesia sendiri telah dilakukan pada tahun 1977 yang menghasilkan suatu sistem penilaian kreativitas siswa dalam mengarang. Kriteria penilaiannya berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu : kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan kerincian (elaborasi).

     C.      Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas

Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk (4P)

1.       Pribadi
Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan prbadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif.

2.       Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

3.       Proses
Dalam hal ini yang penting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan syarat tidak merugikan orang lain maupun lingkungannya. Pendidik juga hendaknya membantu anak agar melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan cara menyediakan sarana prasarana yang diperlukan.

4.       Produk
Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif , maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.


Selasa, 10 September 2013

DASAR PERTIMBANGAN, KEBIJAKAN, DAN KONSEP KEBERBAKATAN DAN KREATIVITAS





Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (yaitu mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (yaitu mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (the gifted and talented). Apabila tidak diberikan pengalaman pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak berbakat, mereka dapat menjadi underachiever atau mempunyai konsep diri yang negatif.

Pada zaman sekarang, keberbakatan bukan hanya ditentukan oleh inteligensi (kecerdasan), melainkan juga kreativitas dan motivasi untuk berprestasi. Yang mana, kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Itu mengapa kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa pada zaman sekarang. Selain, bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan atau perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi manusia (Maslow, 1968). Sehubungan dengan itu kita perlu membedakan antara “kreativitas  aktualisasi diri” dan “kreativitas talenta khusus”, kedua jenis kreativitas ini perlu dierkembangkan dalam pendidikan.

          Namun dalam kenyatannya sekarang, pelayanan pendidikan bagi anak berbakat belum diterapkan secara nasional. Demikian pula sistem pendidikan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik.

         Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan 4 aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau sebagai proses, kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Proses kreatif meliputi beberapa tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Definisi mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong, kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan.

         Pada saat ini, banyak negara menganut konsep atau definisi mengenai keberbakatan, yang mana juga diadopsi oleh Indonesia dalam Proyek Pendidikan Anak Berbakat. Ada konsep USOE dan definisi Renzulli.
Menurut USOE :
                Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anakyang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan diluar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.
                Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi:
-          Kemampuan intelektual umum
-          Kemampuan akademik khusus
-          Kemampuan berpikir kreatif-produktif
-          Kemampuan memimpin
-          Kemampuan dalam salah satu bidang seni
-          Kemampuan psikomotor (seperti dalam olah raga)

       Sedangkan menurut Renzulli,disebut “Three-Ring Conception”, yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
-          Kemampuan umum di atas rata-rata,
-          Kreativitas di atas rata-rata, dan
-          Pengikatan diri terhadap tugas
Definisi tersebut memberi arah untuk metode indentifikasi keberbakatan, dan untuk praktek pendidikan khusus anak berbakat.