Rabu, 13 November 2013

Fruit Pie

Sudah lama saya ingin membuat pie buah ini. Nah, kemudian saya ingat bahwa tugas "produk kreatif" mata kuliah Kreativitas saya dapat berupa masakan, maka saya pun mencoba untuk membuat Pie Buah ini.

A. Bahan 

 Bahan Kulit:
100 gram margarin
30 gram gula tepung
1/4 sendok teh garam
1 kuning telur
200 gram tepung terigu protein sedang
1 sendok makan air es

Bahan Vla:
300 ml susu cair
50 gram gula pasir
30 gram maizena dan 3 sendok makan air, dilarutkan
1 kuning telur, dikocok lepas
1 sendok makan margarin
1/8 sendok teh esens vanila

Bahan Toping:
1 kaleng buah koktail, tiriskan


B. Cara Membuat 

  1. Kulit : aduk margarin, gula tepung, garam, kuning telur, tepung terigu, dan air es sampai rata. Gumpalkan.
  2. Pipihkan di cetakan pie diameter atas 5 cm dan bawah 7,5 cm. Tusuk-tusuk dengan garpu.
  3. Oven 25 menit dengan suhu 170 derajat Celsius sampai matang.
  4. Vla: rebus susu cair dan gula pasir sampai mendidih. tambahkan larutan tepung maizena. Aduk sampai meletup-letup. Matikan api.
  5. Masukkan kuning telur. Aduk dengan cepat. Nyalakan api. Masak sampai meletup–letup. Tambahkan margarin dan esens vanila. Aduk rata. Angkat.
  6. Isi ke dalam pie. Dinginkan. Sendokkan buah koktail diatasnya. Kemudian siap untuk disajikan. 



Tidak terlalu sulit kok untuk membuat pie ini. Mungkin teman-teman dapat mencobanya sendiri dirumah. Selamat mencoba :)

 Nah, sekarang saya akan mengaitkan hasil performa saya ini dengan teori yang sudah saya pelajari di kelas Kreativitas. Mengenai "4P (Person, Press, Process, Product) :

1. Person
 Dalam pandangan person, kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya., yang mana mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Jika saya mengaitkan dengan diri saya sendiri, dan apa yang telah saya buat (Fruit Pie), tampak jelas bahwa manusia memiliki keunikan maisng-masing. Tidak ada orang yang akan membuat fruit pie dengan rasa yang persis sama ataupun bagaimana cara menghiasnya.

2. Press
Bakat Kreatif seseorang akan muncul apabila ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya ataupun dari dirinya sendiri. Dalam hal ini, faktor eksternal dan internal sangat mendorong saya untuk membuat fruit pie ini. Yang mana keinginan kuat dari dalam diri saya untuk membuat pie tersebut dan adanya kewajiban untuk mengerjakan tugas kreativitas yang telah diberikan oleh dosen pengampu.

3. Process
Untuk mengembangkan kreativitas, seseorang perlu diberikan krsempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Dimana tersedianya waktu dan peralatan serta bahan yang dibutuhkan. Dalam hal ini mama saya membantu saya untuk menyiapkan alat serta bahan. Mama saya juga memberikan saya kesempatan untuk melakukannya sendiri dan apabila saya mengalami kesulitan, maka mama saya juga bersedia untuk membantu.

4. Product
Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri ribadi kreatif, dan dengan dorongan eksternal ataupun internal untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk kreatif juga akan muncul dengan sendirinya. Dalam hal ini, tampak jelas bahwa saya sudah menghasilkan suatu "product" yaitu Fruit Pie yang saya buat sendiri.

Demikianlah penjelasan yang dapat saya berikan mengenai performa yang telah saya lakukan. Kalian juga dapat memberikan kritikan dan saran :) 

Thankyou



 

Pembelajaran dan Teknik Kreatif



Kurikulum Berdiferensiasi

            Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik. Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. 

            Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan, ialah :
-      -    Materi yang dipercepat atau yang lebih maju
-      -    Kemandirian dalam berpikir dan belajar
-      -    Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang bastrak
-     -     Mencipta informasi dan/atau produk baru

Modifikasi Kurikulum

            Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlukan modifikasi dalam 4 bidang, yaitu materi (konten) yang dberikan, proses atatu metode pembelajaran, produk yang diharapkan dari siswa, dan lingkungan belajar.

Ilmu Pengetahuan untuk Siswa Berbakat
-           Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).  Sains dan Matematika sangat penting untuk dikembangkan secara terus-menerus. Jadi amat baik apabila dapat menemukenali dan memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam sains dan matematika, yang mana ini sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat dan individu.
-          Bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi. Anak berbakat inteletual dapat ditemukenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas.
-          Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS memberikan banyak kesempatan pada siswa berbakat untuk menangani masalah dunia nyata. Yang mana, pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran  untuk memberikan sumbangan orisinal terhadap masyarakat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.




Model Belajar Mengajar Kreatif

Beberapa model belajar mengajar yang dapat memberikan sumbangan bermakna bagi pendidikan siswa berbakat, khususnya mengenai pengembangan kreativitas.

1.      Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif
Taksonomi Bllom banyak digunakan untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk anak berbakat. Penerapannya di dalam kelas juga tidak membutuhkan banyak biaya atau perubahan material dan prosedur yang sekarang.

2.      Model Struktur Intelek dari Guildford
Model ini mampu melaskan dan mendalami sasaran-sasaran belajar berdasarkan gabungan dari 3 matra operasi, materi dan produk, guru kelas juga dapat memberikan materi pelajarannya dengan melatih proses-proses pemikiran yang beragam.

3.      Model Talenta Berganda dari Taylor
Pada model ini, terutama bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

4.      Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif
Model ini mengajukan tiga tingkat, mulai dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk.

5.      Model Enrichment Triad dari Renzulli
Model ini dapat digunakan untuk program pengayaan anak berbakat; mencakup banyak kesempatan mengembangkan keterampilan, memberikan guru suatu cara untuk menangani kecepatan dan ke dalam belajar serta minat yang beragam dari anak berbakat.

6.      Model Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di dalam Kelas
Model ini mengingatkan kita bahwa tuntuta dari perilaku kreatif tidak hanya berpikir kreatif, tetapi juga cri-ciri afektif dari kreativitas.
7.      Taksonomi Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl
Model ini menekankan pada pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari perilaku mereka secara konsisten.

8.      Model Pendidikan Integratif dari Clark
Model ini mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas, yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan, penginderaan, dan firasat  (intuisi).



Teknik dan Pemecahan Masalah secara Kreatif

            Teknik-teknik kreatif yan akan dibahas, dikelompokkan sesuai dengan tiga tingkatan model belajar kreatif menurut Treffinger.

1.      Teknik Tingkat I
Teknik ini untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah.

Teknik sumbang saran mempersyaratkan empat aturan dasar yaitu kebebasan dalam memberikan gagasan, tidak boleh memberi kritik pada tahap pencetusan gagasan, penekanan pada kuantitas dan kombinasi pengembangan gagasan. Teknik daftar periksa memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk memudahkan pemberian gagasan yaitu modifikasi , penyesuaian dan menggabung.


2.      Teknik Tngkat II

.                 Teknik ini melatih proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics, yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan menciptakan masa depan. Keterampilan khususyang dapat digunakan dalam futuristic adalah menulis scenario ,  serta menggambar roda masa depan . 

3.      Teknik Tingkat III
Teknik ini menghadapkan siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama adalah Pemecahan masalah secara kreatif (pmk)yang meliputi 5 tahap yaitu :  didahuli oleh pemikiran dan perasaan kacau ketika masalah masih samar, yang kemudian diikuti oleh tahap penemuan fakt, penemuan masalah, penemuan gagasan ,penemuan solusi dan penemuan penerimaan .