Rabu, 13 November 2013

Pembelajaran dan Teknik Kreatif



Kurikulum Berdiferensiasi

            Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik. Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. 

            Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan, ialah :
-      -    Materi yang dipercepat atau yang lebih maju
-      -    Kemandirian dalam berpikir dan belajar
-      -    Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang bastrak
-     -     Mencipta informasi dan/atau produk baru

Modifikasi Kurikulum

            Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlukan modifikasi dalam 4 bidang, yaitu materi (konten) yang dberikan, proses atatu metode pembelajaran, produk yang diharapkan dari siswa, dan lingkungan belajar.

Ilmu Pengetahuan untuk Siswa Berbakat
-           Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).  Sains dan Matematika sangat penting untuk dikembangkan secara terus-menerus. Jadi amat baik apabila dapat menemukenali dan memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam sains dan matematika, yang mana ini sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat dan individu.
-          Bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi. Anak berbakat inteletual dapat ditemukenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas.
-          Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS memberikan banyak kesempatan pada siswa berbakat untuk menangani masalah dunia nyata. Yang mana, pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran  untuk memberikan sumbangan orisinal terhadap masyarakat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.




Model Belajar Mengajar Kreatif

Beberapa model belajar mengajar yang dapat memberikan sumbangan bermakna bagi pendidikan siswa berbakat, khususnya mengenai pengembangan kreativitas.

1.      Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif
Taksonomi Bllom banyak digunakan untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk anak berbakat. Penerapannya di dalam kelas juga tidak membutuhkan banyak biaya atau perubahan material dan prosedur yang sekarang.

2.      Model Struktur Intelek dari Guildford
Model ini mampu melaskan dan mendalami sasaran-sasaran belajar berdasarkan gabungan dari 3 matra operasi, materi dan produk, guru kelas juga dapat memberikan materi pelajarannya dengan melatih proses-proses pemikiran yang beragam.

3.      Model Talenta Berganda dari Taylor
Pada model ini, terutama bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

4.      Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif
Model ini mengajukan tiga tingkat, mulai dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk.

5.      Model Enrichment Triad dari Renzulli
Model ini dapat digunakan untuk program pengayaan anak berbakat; mencakup banyak kesempatan mengembangkan keterampilan, memberikan guru suatu cara untuk menangani kecepatan dan ke dalam belajar serta minat yang beragam dari anak berbakat.

6.      Model Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di dalam Kelas
Model ini mengingatkan kita bahwa tuntuta dari perilaku kreatif tidak hanya berpikir kreatif, tetapi juga cri-ciri afektif dari kreativitas.
7.      Taksonomi Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl
Model ini menekankan pada pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari perilaku mereka secara konsisten.

8.      Model Pendidikan Integratif dari Clark
Model ini mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas, yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan, penginderaan, dan firasat  (intuisi).



Teknik dan Pemecahan Masalah secara Kreatif

            Teknik-teknik kreatif yan akan dibahas, dikelompokkan sesuai dengan tiga tingkatan model belajar kreatif menurut Treffinger.

1.      Teknik Tingkat I
Teknik ini untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah.

Teknik sumbang saran mempersyaratkan empat aturan dasar yaitu kebebasan dalam memberikan gagasan, tidak boleh memberi kritik pada tahap pencetusan gagasan, penekanan pada kuantitas dan kombinasi pengembangan gagasan. Teknik daftar periksa memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk memudahkan pemberian gagasan yaitu modifikasi , penyesuaian dan menggabung.


2.      Teknik Tngkat II

.                 Teknik ini melatih proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics, yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan menciptakan masa depan. Keterampilan khususyang dapat digunakan dalam futuristic adalah menulis scenario ,  serta menggambar roda masa depan . 

3.      Teknik Tingkat III
Teknik ini menghadapkan siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama adalah Pemecahan masalah secara kreatif (pmk)yang meliputi 5 tahap yaitu :  didahuli oleh pemikiran dan perasaan kacau ketika masalah masih samar, yang kemudian diikuti oleh tahap penemuan fakt, penemuan masalah, penemuan gagasan ,penemuan solusi dan penemuan penerimaan .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar