Kurikulum
Berdiferensiasi
Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap
perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik. Untuk melayani kebutuhan
pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan
yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang yang
disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa.
Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan, ialah :
- -
Materi yang dipercepat atau yang lebih
maju
- -
Kemandirian dalam berpikir dan belajar
- -
Bekerja dengan konsep dan proses
pemikiran yang bastrak
- -
Mencipta informasi dan/atau produk baru
Modifikasi
Kurikulum
Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat
memerlukan modifikasi dalam 4 bidang, yaitu materi (konten) yang dberikan,
proses atatu metode pembelajaran, produk yang diharapkan dari siswa, dan
lingkungan belajar.
Ilmu Pengetahuan untuk
Siswa Berbakat
-
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Sains dan
Matematika sangat penting untuk dikembangkan secara terus-menerus. Jadi amat
baik apabila dapat menemukenali dan memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam
sains dan matematika, yang mana ini sangat penting untuk kesejahteraan
masyarakat dan individu.
-
Bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi
dan merupakan dasar perkembangan intelegensi. Anak berbakat inteletual dapat
ditemukenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat
mengingat kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas.
-
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS
memberikan banyak kesempatan pada siswa berbakat untuk menangani masalah dunia
nyata. Yang mana, pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran untuk memberikan sumbangan orisinal terhadap
masyarakat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Model
Belajar Mengajar Kreatif
Beberapa model belajar
mengajar yang dapat memberikan sumbangan bermakna bagi pendidikan siswa
berbakat, khususnya mengenai pengembangan kreativitas.
1. Taksonomi
Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif
Taksonomi Bllom banyak digunakan untuk
pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum
berdiferensiasi untuk anak berbakat. Penerapannya di dalam kelas juga tidak
membutuhkan banyak biaya atau perubahan material dan prosedur yang sekarang.
2. Model
Struktur Intelek dari Guildford
Model ini mampu melaskan dan mendalami
sasaran-sasaran belajar berdasarkan gabungan dari 3 matra operasi, materi dan
produk, guru kelas juga dapat memberikan materi pelajarannya dengan melatih
proses-proses pemikiran yang beragam.
3. Model
Talenta Berganda dari Taylor
Pada model ini, terutama bidang
kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.
4. Model
Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif
Model ini mengajukan tiga tingkat, mulai
dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk.
5. Model
Enrichment Triad dari Renzulli
Model ini dapat digunakan untuk program
pengayaan anak berbakat; mencakup banyak kesempatan mengembangkan keterampilan,
memberikan guru suatu cara untuk menangani kecepatan dan ke dalam belajar serta
minat yang beragam dari anak berbakat.
6. Model
Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di dalam Kelas
Model ini mengingatkan kita bahwa tuntuta
dari perilaku kreatif tidak hanya berpikir kreatif, tetapi juga cri-ciri
afektif dari kreativitas.
7. Taksonomi
Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl
Model ini menekankan pada pentingnya
mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang
mendasari perilaku mereka secara konsisten.
8. Model
Pendidikan Integratif dari Clark
Model ini mengajukan konsep yang terpadu
tentang kreativitas, yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir,
perasaan, penginderaan, dan firasat
(intuisi).
Teknik
dan Pemecahan Masalah secara Kreatif
Teknik-teknik kreatif yan akan dibahas, dikelompokkan
sesuai dengan tiga tingkatan model belajar kreatif menurut Treffinger.
1. Teknik Tingkat I
Teknik
ini untuk merangsang
berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap
gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah.
Teknik sumbang
saran mempersyaratkan empat aturan dasar yaitu kebebasan dalam memberikan
gagasan, tidak boleh memberi kritik pada tahap pencetusan gagasan, penekanan
pada kuantitas dan kombinasi pengembangan gagasan. Teknik daftar periksa
memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk memudahkan pemberian gagasan
yaitu modifikasi , penyesuaian dan menggabung.
2. Teknik Tngkat II
. Teknik ini melatih proses-proses
pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics,
yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah,
diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi
pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan
menciptakan masa depan. Keterampilan khususyang dapat digunakan dalam
futuristic adalah menulis scenario , serta menggambar roda masa depan
.
3. Teknik Tingkat III
Teknik ini menghadapkan
siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama adalah Pemecahan
masalah secara kreatif (pmk)yang meliputi 5 tahap yaitu : didahuli oleh
pemikiran dan perasaan kacau ketika masalah masih samar, yang kemudian diikuti
oleh tahap penemuan fakt, penemuan masalah, penemuan gagasan ,penemuan solusi
dan penemuan penerimaan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar