Selasa, 17 September 2013

PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS



     A.      Makna dari Pengembangan Kreativitas

Suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Makna dari pengenmbangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas hidup.

     B.      Teori Empat P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas

1.       Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif

Terdapat dua teori, teori psikoanalisis dan teori humanisitik.
a.       Teori Psikoanalisis
·         Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan bahwa proses kreatif berasal dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.

·         Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang dewasa yang kreatif mampu mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego”.

·         Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadara memainkan peran yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Secara tidak sadar kita akan mengingat pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

b.      Teori Humanisitk
·         Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama dari teori humanisitik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan dari “piramid” Maslow harus dipenuhi sesuai urutan. Nah, untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia didorong untuk berpikir secara kreatif agar dapat mencapai apa yang disebut oleh Maslow “peak experience”.

·         Teori Rogers
Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah :
-          Keterbukaan terhadap pengalaman,
-          Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, dan
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Dari teori-teori diatas, dapat dilihat bahwa teori psikoanalisis menekankan peran alam pikiran tidak sadar dalam timbulnya kreativitas. Sedangkan teori humanisitik lebih melihat kreativitas sebagai sesuatu ayng dilakukan secara sadar dan intensional.

c.       Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif

Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif; demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan.

2.       Teori-Teori tentang “Press

a.       Motivasi untuk Kreativitas

Setiap orang cenderung untuk mewujudkan dirinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ini bersifat internal.

b.      Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. Yang mana, apabila proses-proses keamanan psikologis terpenuhi, akan muncul “real self” untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungan. Serta apabila kebebasan psikologis juga terpenuhi, anak menjadi lebih ekspresif dalam berpikir dan megekspresikan perasaannya.

3.       Teori tentang Proses Kreatif

o   Teori Wallas
Teori tentang proses kreatif bertumpu pada teori Wallas tentang tahap-tahap proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi, serta mengenai teori tentang belahan otak kiri dan kanan. Dam menurut beberapa penelitian menunujukkan bahwa terutama belahan otak kanan sangat berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif.

4.       Teori tentang Produk Kreatif

        Teori ini memaparkan model Basemer dan Treffinger (1981) bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu berdasarkan kriteria kebaruan, pemecahan, dan kerincian serta sintesis. Namun, semua produk tidak perlu memenuhi semua kriteria.  Nah penelitian mengenai produk kreatif di Indonesia sendiri telah dilakukan pada tahun 1977 yang menghasilkan suatu sistem penilaian kreativitas siswa dalam mengarang. Kriteria penilaiannya berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu : kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan kerincian (elaborasi).

     C.      Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas

Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk (4P)

1.       Pribadi
Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan prbadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif.

2.       Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

3.       Proses
Dalam hal ini yang penting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan syarat tidak merugikan orang lain maupun lingkungannya. Pendidik juga hendaknya membantu anak agar melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan cara menyediakan sarana prasarana yang diperlukan.

4.       Produk
Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif , maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar