Senin, 21 Oktober 2013

Analisis Diri berdasarkan Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat



Keluaga
                Dari buku yang saya baca, yaitu buku “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat” yang ditulis oleh Prof. Dr. Utami Munandar, disebutkan ada beberapa penelitian mengenai sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak, yaitu :

  •   Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya

  •    Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
  •    Membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
  •     Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal
  •     Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan

  •    Menunjang dan mendorong kegiatan anak
  •   Menikmati keberadaannya bersama anak

  •   Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak

  •   Mendorong kemandirian anak dalam bekerja, dan

  •   Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak


Nah, orang tua saya mempunya sifat-sifat ini, yang mana itu dimaksudkan mereka untuk megembangkan kreativitas saya. Mama saya sering mengajak saya untuk membantunya memasak kue. Saya diperbolehkan untuk membentuk dan menghias kue sesuka hati saya. Walaupun hasilnya tidak begitu bagus, mama saya tetap menyajikan kue yang saya hias itu untuk dimakan, dan mama saya tidak pernah bilang bahwa hasil kue yang saya buat itu jelek. Mama saya biasanya mengatakan, “udah bagus kok” dan memberikan pujian-pujian lainnya tetapi tetap memberikan pengarahan ataupun pengetahuan lain agar di pembuatan kue berikutnya menjadi lebih baik lagi. Saya pun menjadi senang untuk membantu mama saya membuat makanan dan bukan hanya kue. Mama saya melatih saya terus-menerus agar saya terbiasa dan agar saya dapat membuat makanan yang saya buat sendiri nantinya.

Dalam proses membuat masakan tersebut, saya suka bertanya dan ingin tahu, dulu saya tidak dapat membedakan sayur-sayuran. Saya pernah disuruh untuk membeli sayur kangkung dan akhirnya yang saya beli adalah daun ubi. Hahaha semenjak itu mama saya terus-terusan juga menyuruh saya ke pasar, agar terbiasa. Hasilnya, sekarang saya sudah dapat membedakan sayur-sayuran dengan benar.

Dari beberapa penelitian juga mengatakan bahwa kinerja anak dapat bertambah apabila orang tua dapat menyediakan fasilitas tertentu, seperti buku bacaan. Nah, pada bagian ini, papa saya lah yang sangat berperan. Papa saya sering membelikan saya buku bacaan. Papa saya pernah memberikan 1 set ensiklopedia untuk anak-anak ketika saya berulang tahun yang ke-10. Dan dari ensikolopedia itu saya menjadi mendapat banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui sebelumnya. 

Bukan berarti mama saya tidak berperan dalam hal ini. Mama saya sering juga memberikan buku-buku bacaan. Tetapi lebih ke buku-buku mengenai cara menjahit, mengolah suatu barang menjadi bentuk yang unik dan tentunya buku mengenai resep masakan. Dari buku-buku tersebut juga saya dapat menjahit, walupun hanya baru mencoba satu tehnik, tetapi itu membantu saya ketika saya ingin menjahit baju saya yang terlepas jahitannya.

Orang tua sangat memberikan perhatian terhadap kemajuan kinerja dan kreativitas saya. Yang mana, menurut saya perhatian yang diberikan orang tua sangat berperan penting terhadap kemajuan saya. Mereka selalu sabar menghadapi saya, memberikan kebebasan tetapi tetap didalam pengawasan mereka dan selalu mendengarkan pendapat saya serta mau berdiskusi dengan saya mengenai apakah keputusan yang saya ambil benar atau salah. Mereka tidak pernah memaksa saya untuk melakukan sesuatu. Contohnya seperti ketika saya akan masuk ke perguruan tinggi. Awalnya orang tua saya menyuruh saya untuk mengambil jurusan Akuntansi. Tetapi saya mendapat informasi bahwa akuntansi itu berat, banyak hitung-hitungannya. Jadi saya mengatakan bahwa saya tidak mau masuk jurusan akuntansi karena alasan-alasan tertentu dan ingin mengambilan jurusan Psikologi. Karena saya sudah memberi penjelasan tersebut, mama dan papa saya pun mengerti dan akhirnya memperbolehkan saya untuk mengmbil jurusan Psikologi (yang ternyata sangat berat juga L) tetapi saya tidak menyesal masuk Psikologi, apalagi dengan adanya dukungan dari orangtua saya dan selalu memberikan perhatian  kepada saya.


Sekolah

                Sekolah juga berperan penting terhadap kemajuan kinerja dan kreativitas anak disekolah. Menurut saya guru yang baik itu ialah guru yang mau menerima pendapat dari siswa-siswanya, ramah tetapi tegas jika memang diperlukan dan tidak terlalu serius dalam menerangkan tetapi dapat dimengerti oleh siswa-siswanya.

                Dulu waktu saya masih kelas 5 SD, wali kelas saya memiliki ciri-ciri guru yang saya sebutkan diatas. Namanya adalah Pak Salman. Banyak siswa yang menyukainya. Dia memiliki rasa humor dana dapat mengaplikasikan segala macam pelajarannya ke dunia nyata, seingga mempermudah kami untuk mengerti tentang pelajarannya. Dia jarang memarahi kami kalau kami menjawab pertanyaan  yang diberikannya dengan salah. dia Dia malah mengajak kami untuk berdiskusi mengenai apa yang tidak kami mengerti dan lebih menjelaskan serta pengarahan yang lebih jelas lagi sampai kami mengerti. 

Walaupun dia bukan guru seni musik, tetapi karena dukungan dan motivasi yang diberikan olehnya, kelas saya jadi dapat menyanyikan Asmaul Husna dan sering tampil dibeberapa acara, baik didalam sekolah, maupun diluar sekolah. Dan dia juga lah yang menemukan bakat terendam yang dimiliki oleh teman saya. Teman saya ini, dari kelas 1 sampai kelas 4 sangat malas. Tidak pernah mengerjakan tugas dan setiap hari kerjanya hanya tidur. Guru-guru sebelumnya sudah capek untuk memarahi dan menasihatinya, dia tetap melakukan hal yang sama ketika jam pelajaran. Tetapi ketika masuk dikelas 5, Pak Salman menggali kemampuan anak tersebut yang ternyata dia sangat pintar Matematika. Anak tersebut terus-terusan dilatih dengan kesabaran dan bukan dengan kemarahan seperti yang diberikan oleh guru lain. Dan hasilnya, teman saya tersebut selalu mendapatkan juara I di setiap olimpiade yang diikutinya dan selalu didampingi oleh Pak Salman.

                Nah, terbukti bahwa siswa-siswa dapat meningkatkan kinerja mereka apabila guru juga memberikan pengarahan yang jelas, kesabaran menghadapi murid-muridnya serta perhatiannya terhadap mudi-murid. Saya lebih menyukai guru yang seperti itu daripada guru yang hanya bisa menghukum dan memarahi murid-muridnya apabila tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Karena hal itu dapat membuat suasana kelas menjadi tegang dan hanya ada rasa takut dari murid-murid. Anak jadi tidak konsentrasi untuk belajar dan yang ada hanya rasa takut terhadap guru. Saya rasa kebanyakan anak juga merasakan hal yang sama mengenai hal ini.       

                Dari cerita-cerita saya diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orangtua dan guru sangatlah berpengaruh besar terhadap kemajuan, kinerja maupun kreativitas anak. Yang dibutuhkan anak adalah perhatian, kesabaran, serta bimbingan yang tepat dari orangtua maupun gurunya disekolah. Tanpa adanya hal itu, kemungkinan anak-anak menjadi takut untuk mengemukakan pendapatnya yang mana dapat mengurangi tingkat kreativitas anak tersebut.
               

Masyarakat

Saya mengutip gagasan yang dikemukakan oleh Mochtar Lubis (1983), yang menyatakan bahwa salah satu persyaratan utama bagi berkembanganya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan untuk berpikir, menyatakan pikran, mencipta, yang dapat kita ringkaskan pada moyangnya segala rupa kebebasan yang menjadi hak dasar manusia, yakni adanya kebebasan melakukan pilihan (freedom of choice). Dan yang mnerupakan suatu persyaratan beagi berkembangnya daya kreativitas bangsa ialah jaminan adanya kebebasan berkomunikasi.
Nah, didalam masyarakat, “kebebasan” lah yang menjadi hal paling penting untuk mengembangkan kreativitas. Saya sendiri pernah merasakannya. Saya pernah menjadi panitia dalam sebuah acara festival. Dalam setiap rapatnya kami diperbolehkan untuk mengemukakan pendapat serta pemikiran kami, yang mana nantinya semua akan dipertimbangkan yang mana yang paling baik untuk digunakan agar acara kami nantinya menjadi sukses. Tentu saja, dari semua pendapat panitia-panitianya, kami mendapatkan banyak ide-ide, yang kemudian dikembangkan lagi menjadi sekreatif mungki dan jadilah acara kami tersebut. Acara kami pun sukses besar.



Kesimpulan

Dari semua tulisan saya diatas, tentu saja orangtua, guru dan masyarakat sangatlah berperan penting terhadap pengembangan kreativitas kita. Semuanya saling mempengaruhi satu sama lain dan menurut saya, ketiganya sama kuatnya. Apabila orangtua tidak terlalu membantu dalam pengembangan kreativitas, maka guru dan masyarakat pun menjadi penyokong dan begitu juga seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar