Keluaga
Dari
buku yang saya baca, yaitu buku “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat” yang
ditulis oleh Prof. Dr. Utami Munandar, disebutkan ada beberapa penelitian
mengenai sikap orang tua yang memupuk
kreativitas anak, yaitu :
- Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya
- Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
- Membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
- Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal
- Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan
- Menunjang dan mendorong kegiatan anak
- Menikmati keberadaannya bersama anak
- Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
- Mendorong kemandirian anak dalam bekerja, dan
- Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak
Nah,
orang tua saya mempunya sifat-sifat ini, yang mana itu dimaksudkan mereka untuk
megembangkan kreativitas saya. Mama saya sering mengajak saya untuk membantunya
memasak kue. Saya diperbolehkan untuk membentuk dan menghias kue sesuka hati
saya. Walaupun hasilnya tidak begitu bagus, mama saya tetap menyajikan kue yang
saya hias itu untuk dimakan, dan mama saya tidak pernah bilang bahwa hasil kue yang
saya buat itu jelek. Mama saya biasanya mengatakan, “udah bagus kok” dan
memberikan pujian-pujian lainnya tetapi tetap memberikan pengarahan ataupun
pengetahuan lain agar di pembuatan kue berikutnya menjadi lebih baik lagi. Saya
pun menjadi senang untuk membantu mama saya membuat makanan dan bukan hanya kue.
Mama saya melatih saya terus-menerus agar saya terbiasa dan agar saya dapat
membuat makanan yang saya buat sendiri nantinya.
Dalam
proses membuat masakan tersebut, saya suka bertanya dan ingin tahu, dulu saya
tidak dapat membedakan sayur-sayuran. Saya pernah disuruh untuk membeli sayur
kangkung dan akhirnya yang saya beli adalah daun ubi. Hahaha semenjak itu mama
saya terus-terusan juga menyuruh saya ke pasar, agar terbiasa. Hasilnya,
sekarang saya sudah dapat membedakan sayur-sayuran dengan benar.
Dari
beberapa penelitian juga mengatakan bahwa kinerja anak dapat bertambah apabila
orang tua dapat menyediakan fasilitas tertentu, seperti buku bacaan. Nah, pada
bagian ini, papa saya lah yang sangat berperan. Papa saya sering membelikan
saya buku bacaan. Papa saya pernah memberikan 1 set ensiklopedia untuk
anak-anak ketika saya berulang tahun yang ke-10. Dan dari ensikolopedia itu
saya menjadi mendapat banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui
sebelumnya.
Bukan
berarti mama saya tidak berperan dalam hal ini. Mama saya sering juga
memberikan buku-buku bacaan. Tetapi lebih ke buku-buku mengenai cara menjahit,
mengolah suatu barang menjadi bentuk yang unik dan tentunya buku mengenai resep
masakan. Dari buku-buku tersebut juga saya dapat menjahit, walupun hanya baru
mencoba satu tehnik, tetapi itu membantu saya ketika saya ingin menjahit baju
saya yang terlepas jahitannya.
Orang
tua sangat memberikan perhatian terhadap kemajuan kinerja dan kreativitas saya.
Yang mana, menurut saya perhatian yang diberikan orang tua sangat berperan
penting terhadap kemajuan saya. Mereka selalu sabar menghadapi saya, memberikan
kebebasan tetapi tetap didalam pengawasan mereka dan selalu mendengarkan
pendapat saya serta mau berdiskusi dengan saya mengenai apakah keputusan yang
saya ambil benar atau salah. Mereka tidak pernah memaksa saya untuk melakukan
sesuatu. Contohnya seperti ketika saya akan masuk ke perguruan tinggi. Awalnya
orang tua saya menyuruh saya untuk mengambil jurusan Akuntansi. Tetapi saya
mendapat informasi bahwa akuntansi itu berat, banyak hitung-hitungannya. Jadi
saya mengatakan bahwa saya tidak mau masuk jurusan akuntansi karena
alasan-alasan tertentu dan ingin mengambilan jurusan Psikologi. Karena saya
sudah memberi penjelasan tersebut, mama dan papa saya pun mengerti dan akhirnya
memperbolehkan saya untuk mengmbil jurusan Psikologi (yang ternyata sangat
berat juga L)
tetapi saya tidak menyesal masuk Psikologi, apalagi dengan adanya dukungan dari
orangtua saya dan selalu memberikan perhatian
kepada saya.
Sekolah
Sekolah
juga berperan penting terhadap kemajuan kinerja dan kreativitas anak disekolah.
Menurut saya guru yang baik itu ialah guru yang mau menerima pendapat dari
siswa-siswanya, ramah tetapi tegas jika memang diperlukan dan tidak terlalu
serius dalam menerangkan tetapi dapat dimengerti oleh siswa-siswanya.
Dulu
waktu saya masih kelas 5 SD, wali kelas saya memiliki ciri-ciri guru yang saya
sebutkan diatas. Namanya adalah Pak Salman. Banyak siswa yang menyukainya. Dia
memiliki rasa humor dana dapat mengaplikasikan segala macam pelajarannya ke
dunia nyata, seingga mempermudah kami untuk mengerti tentang pelajarannya. Dia
jarang memarahi kami kalau kami menjawab pertanyaan yang diberikannya dengan salah. dia Dia malah
mengajak kami untuk berdiskusi mengenai apa yang tidak kami mengerti dan lebih
menjelaskan serta pengarahan yang lebih jelas lagi sampai kami mengerti.
Walaupun dia
bukan guru seni musik, tetapi karena dukungan dan motivasi yang diberikan
olehnya, kelas saya jadi dapat menyanyikan Asmaul Husna dan sering tampil
dibeberapa acara, baik didalam sekolah, maupun diluar sekolah. Dan dia juga lah
yang menemukan bakat terendam yang dimiliki oleh teman saya. Teman saya ini,
dari kelas 1 sampai kelas 4 sangat malas. Tidak pernah mengerjakan tugas dan
setiap hari kerjanya hanya tidur. Guru-guru sebelumnya sudah capek untuk
memarahi dan menasihatinya, dia tetap melakukan hal yang sama ketika jam
pelajaran. Tetapi ketika masuk dikelas 5, Pak Salman menggali kemampuan anak
tersebut yang ternyata dia sangat pintar Matematika. Anak tersebut
terus-terusan dilatih dengan kesabaran dan bukan dengan kemarahan seperti yang
diberikan oleh guru lain. Dan hasilnya, teman saya tersebut selalu mendapatkan
juara I di setiap olimpiade yang diikutinya dan selalu didampingi oleh Pak
Salman.
Nah,
terbukti bahwa siswa-siswa dapat meningkatkan kinerja mereka apabila guru juga
memberikan pengarahan yang jelas, kesabaran menghadapi murid-muridnya serta
perhatiannya terhadap mudi-murid. Saya lebih menyukai guru yang seperti itu
daripada guru yang hanya bisa menghukum dan memarahi murid-muridnya apabila
tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Karena hal itu dapat membuat
suasana kelas menjadi tegang dan hanya ada rasa takut dari murid-murid. Anak
jadi tidak konsentrasi untuk belajar dan yang ada hanya rasa takut terhadap
guru. Saya rasa kebanyakan anak juga merasakan hal yang sama mengenai hal ini.
Dari
cerita-cerita saya diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orangtua dan guru
sangatlah berpengaruh besar terhadap kemajuan, kinerja maupun kreativitas anak.
Yang dibutuhkan anak adalah perhatian, kesabaran, serta bimbingan yang tepat
dari orangtua maupun gurunya disekolah. Tanpa adanya hal itu, kemungkinan
anak-anak menjadi takut untuk mengemukakan pendapatnya yang mana dapat
mengurangi tingkat kreativitas anak tersebut.
Saya mengutip
gagasan yang dikemukakan oleh Mochtar Lubis (1983), yang menyatakan bahwa salah
satu persyaratan utama bagi berkembanganya kreativitas suatu bangsa adalah
adanya kebebasan. Kebebasan untuk berpikir, menyatakan pikran, mencipta, yang
dapat kita ringkaskan pada moyangnya segala rupa kebebasan yang menjadi hak
dasar manusia, yakni adanya kebebasan melakukan pilihan (freedom of choice). Dan yang mnerupakan suatu persyaratan beagi
berkembangnya daya kreativitas bangsa ialah jaminan adanya kebebasan berkomunikasi.
Nah, didalam
masyarakat, “kebebasan” lah yang menjadi hal paling penting untuk mengembangkan
kreativitas. Saya sendiri pernah merasakannya. Saya pernah menjadi panitia dalam
sebuah acara festival. Dalam setiap rapatnya kami diperbolehkan untuk
mengemukakan pendapat serta pemikiran kami, yang mana nantinya semua akan
dipertimbangkan yang mana yang paling baik untuk digunakan agar acara kami
nantinya menjadi sukses. Tentu saja, dari semua pendapat panitia-panitianya,
kami mendapatkan banyak ide-ide, yang kemudian dikembangkan lagi menjadi
sekreatif mungki dan jadilah acara kami tersebut. Acara kami pun sukses besar.
Dari semua
tulisan saya diatas, tentu saja orangtua, guru dan masyarakat sangatlah
berperan penting terhadap pengembangan kreativitas kita. Semuanya saling
mempengaruhi satu sama lain dan menurut saya, ketiganya sama kuatnya. Apabila orangtua
tidak terlalu membantu dalam pengembangan kreativitas, maka guru dan masyarakat
pun menjadi penyokong dan begitu juga seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar