Selasa, 08 Oktober 2013

PERANAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK



Teori Persimpangan Kreativitas (Creativity Intersection)
                Pendidik terutama orang tua perlu memberikan perhatian serta menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak, serta menyediakan sarana prasarana.  Selain perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada motivasi intrinsik pada anak.
                Keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skiils), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik, dapat juga dsebut motivasi batin (Amabile, 1989)

Karakteristik Keluarga yang Kreatif
1.       Penelitian Dacey
Penelitian Dacey (1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa aja. Hasil penelitian ini menunjukkan peran besar dari lingkungan keluarga :
a.       Faktor Genetis Versus lingkungan
Diketahui bahwa apabila ada salah seorang orangtua yang dinilai kreatif, maka anaknya juga memiliki kreativitas diatas rata-rata. Serta faktor lingkungan seperti cara asuh orangtua dan iklim keluarga mempengaruhi kreativitas anak.
b.      Aturan Perilaku
Orang tua dari remaja kreatif tidak banyak menentukan aturan perilaku di dalam keluarga.
c.       Tes Kreativitas sebagai Prediktor Prestasi Kreatif Remaja
Enam tes kreativitas yang dpersingkat diberikan kepada sampel remaja dalam studi ini. Walaupun ada beberapa yang menunjukkan korelasi yang bermakna, tetapi secara keseluruhan korelasinya rendah. Mungkin dikarenakan yang digunakan adalah tes kreativitas singkatan.
d.      Masa Kritis
Banyak remaja yang kreatif pernah mengalami masa kritis. Berdasarkan pernyataan dari subjek, dan juga berdasarkan penemuan baru tentang perkembangan kepribadian oleh penelitian lain (Gould, 1978;Levinson, 1978) keenam masa kehidupan, yaitu kelima tahun pertama pada saat hidup, masa remaja, masa dewasa muda, 29 sampai 31 tahun, awal empat puluhan, dan 60 sampai 65 tahun, merupakan kesempatan yang palin besar untuk timbulnya saat kritis tersebut.
e.      Humor
Bercanda, berolok-olok, dan memperdayakan sebagai lelucon, biasa terjadi pada keluarga kreatif. Ternyata ‘rasa humor’ mendapat peringkat jauh lebih tinggi.
f.        Ciri-Ciri Menonjol Lainnya
Anak memandang dirinya ‘berbeda’ dan mengatakan mempunyai pikiran ini pada usia dini (biasanya sebelum enam tahun).kebanyakan melihat ini sebagai aset, sebagai sesuatu yang positif. Remaja memilih ciri ‘sangat mampu melihat suatu hal dengan cara baru dan menemukan gagasan baru’sebagai ciri yang paling tepat menggambarkan mereka.
g.       Perumahan
Kebanyakan dari keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari rumah-rumah orang lain.
h.      Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
Kebanyakan orangtua melihat dengan memperhatikan tanda-tanda seperti pola pikiran khusus atau kemampuan memecahkan masalah yang tinggi sebelum anak mencapai umur tiga tahun. Biasanya mereka memberikan banyak kesempatan (les, peralatan, kontak, situasi) yang mengembangkan ciri-ciri ini.
i.         Gaya Hidup Orang Tua
Kebanyakan orang tua dari keluarga kreatif dapat menceritakan salah satu aspek dari kehidupan mereka yang tidak biasa.
j.        Trauma
Anak kreatif lebih banyak mengalami trauma daripada anak biasa; peristiwa yang menyebabkan kesedihan, kemarahan, ata keduanya.
k.       Dampak dari Sekolah
Baik anak mapupun orangtua dalam studi ini semua sepakat bahwa hanya sedikit sekolah yang mempunyai dampak terhadap pengembangan kreativitas anak.

l.         Bekerja Keras
Subjek dalam studi ini setuju dengan Thomas Edison, bahwa kreativitas itu “one part inspiration and 99 parts perspiration”. Kreativitas itu hanya sedikit sekali merupakan hasil ilham, tetapi jauh lebih banyak merupakan hasil kerja keras.
m.    Dominasi Lateral
Beberapa teoretikus berpendapat bahwa kekidalan lebih banyak ditemukan pada pribadi-pribadi kreatif, karena merupakan petunjuk bahwa mereka lebih dikuasai olehbelahan otak kanan.
n.      Perbedaan Jenis Kelamin
Gender dari sampel remaja tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam nilai kreativitas.
o.      Penilaian Orang Tua Mengenai Kreativitas Anak
Dalam setiap keluarga, orangtua diminta menilai tingkat anak, yang mana penilaian ini dibandingkan dengan penilaian panel Boston College. Ternyata orangtua sangat setuju dengan penilaian amsing-masing serta penilaian panel.

2.       Hubungan antara Latar Belakang Keluarga dan Kinerja Anak
Tahun 1977 penulis melakukan studi di Jakarta dan menarik kesimpulan bahwa pada umumnya tampak bahwa makin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka makin baik prestasi anak.

3.       Studi tentang Keluarga Anak Berbakat di Indonesia
Studi ini menunjukkan bahwa orang tua anak berbakat mempunyai tingkat pendidikan, jabatan profesional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Lebih banyak dari mereka yang mempunyai hobi membaca, walaupun secara umum kebiasaan membaca semua orang tua belum tinggi.

4.       Penelitian tentang Latar Belakang Keluarga Finalis LKIR/LPIR
Hasil studi ini menemukan bahwa sebagian besar finalis LKIR dan LPIR adalah laki-laki, anak pertama dan kedua, mempunyai orang tua berpendidikan dan berpenghasilan baik, menempuh pendidikannya di kota, berasal dari keluarga dengan iklim kehidupan yang baik, dan memiliki pengalaman.
Mengembangkan Kreativitas Anak di Rumah
Kasus mengenai Jason, anak berumur 12 tahun yang mendapatkan penghargaan dari yayasan untuk perhimpunan dramatik karena mengarang drama televisi Tender Places pada tahun 1985. Dari kasus ini nampak bahwa bahwa bagaimana cara pengasuhan ibu yang bersifat mengembangkan kreativitas anaknya. Ciri-ciri sikap orangtua yang memupuk kreativitas anak ialah, memberi lebih banyak kebebasan pada anak, menghormati keunikan anak.
Kasus kedua, menegai Rifai, anak berumur lima tahun tiga bulan. Kasus ini mengenai orangtua yang anak berbakatnya dalam keadaan yang kurang menguntungkan karena kondisi sosial-ekonomis orang tuanya. Karena kurang pemahaman orang tua seperti serign terjadi di Indonesia, mereka lebih mementingkan perkembangan skolastik dan daya ingat daripada imajinasi kreativitas anak.

                Orang Tua sebagai  Model
Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak : guru, anggota keluarga, teman orang tua, atau kakek-nenek. Tetapi model yang paling penting ialah orang yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya, yang menunujukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi intrinsik.

                Orang Tua sebagai Pendukung Program Anak Berbakat
                                Perhatian orang tua terhadap kegiatan mengajar guru dan kerja sama antara guru dengan orang tua sangat menunjang keberhasilan program anak berbakat. Kelompok orang tua dapat membantu menyadarkan orang tua lain akan masalah dan kebutuhan anak berbakat dan kesempatan pendidikan yang dapat diberikan kepada mereka. Kelompok orang tua dapat membantu mengorganisasi kegiatan pengayaan bagi anak berbakat, seperti program akhir minggu atau program mentor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar